Pengertian Sistem Informasi
Alter (1992) Sistem informasi adalah kombinasi antar prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.
Bodnar dan Hopwood(1993) Sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna.
Gelinas, Oram, dan Wiggins (1990) Sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia
yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para pemakai.
Contoh Sistem Informasi
• Sistem reservasi pesawat terbang
• Sistem untuk menangani penjualan kredit kendaraan bermotor
• Sistem biometric
• Sistem POS (point-ofsale)
• Sistem telemetri
• Sistem berbasiskan kartu cerdas (smart card)
• Sistem yang dipasang pada tempat-tempat publik yang memungkinkan seseorang mendapatkan informasi seperti hotel, tempat pariwisata, pertokoan, dan lain-lain
• Sistem layanan akademis berbasis Web
• Sistem pertukaran data elektronis (ElectronicData Interchange atau EDI)
• E-government atau sistem informasi layanan pemerintahan yang berbasis Internet.
http://narendro.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.4.0
Kamis, 03 Juni 2010
Jumat, 23 April 2010
PENGERTIAN SISTEM INFORMASI
System informasi
Sistem Informasi sering sekali terdengar saat ini seriring dengan maraknya komputer. Orang sering mengaitkan Sistem Informasi dengan Sistem Informatika, padahal secara pengertian sangatlah berbeda.
Definisi Sistem Informasi dapat dibedakan menjadi dua, berdasarkan Elemen dan Prosedur.
• Sistem Berdasarkan Prosedur: Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Sistem Berdasarkan Prosedur lebih menekankan pada urutan proses/operasi dalam jaringan kerja (network).
• Sistem Berdasarkan Elemen: kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Definisi Sistem berdasarkan Komponen ini adalah Definisi Sistem yang paling banyak digunakan dan diterima karena Definisi Sistem berdasarkan Komponen ini adalah Definisi Sistem yang luas, sehingga lebih mudah dimengerti dan diaplikasikan.
Beberapa pengertian system informasi menurut Wikipedia Indonesia, 2010 :
• Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data.
• Sistem Informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.
• Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.
Menurut Kertahadi (dalam Fatta, 2007) sistem informasi adalah suatu alat untuk menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Tujuannya adalah untuk menyajikan informasi guna pengambilan keputusan pada perencanaan, pemrakarsaan, pengorganisasian, pengendalian kegiatan operasi suatu perusahaan yang menyajikan sinergi organisasi pada proses (Murdick & Ross, dalam Fatta 2007). Dengan demikian Sistem informasi berdasarkan konsep (input, processing, output - IPO) dapat dilihat dari gambar
Komponen system informasi :
Stair (1992) Sistem informasi berbasis computer terdiri dari komponen-komponen berikut :
• Perangkat keras
Untuk perangkat keras komponen untuk melengkapi data kegiatan memasukkan data, memproses data dan keluarkan data.
• Perangkat lunak,
Program dan intruksi yang diberikan ke computer.
• Database
Kumpulan data dan informasi yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mudah diakses pengguna system informasi.
• Telekomunikasi
Yaitu kom. Yang menghubungkan antara pengguna system dengan system computer secara bersama-sama ke dalam suatu jaringan kerja yang efektif.
• Manusia
Personel dari system informasi, seperti manajer, analis, programmer dan operator.
Tugas ini dikutip dari beberapa sumber;
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi
http://www.kuliah-informatika.com/2009/08/definisipengertian-sistem-informasi.html
Fatta, Al Hanif. 2007. Analisis & perancangan system informasi. Yogyakarta: STMIK AMIKOM. Penerbit ANDI.
Sistem Informasi sering sekali terdengar saat ini seriring dengan maraknya komputer. Orang sering mengaitkan Sistem Informasi dengan Sistem Informatika, padahal secara pengertian sangatlah berbeda.
Definisi Sistem Informasi dapat dibedakan menjadi dua, berdasarkan Elemen dan Prosedur.
• Sistem Berdasarkan Prosedur: Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu. Sistem Berdasarkan Prosedur lebih menekankan pada urutan proses/operasi dalam jaringan kerja (network).
• Sistem Berdasarkan Elemen: kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Definisi Sistem berdasarkan Komponen ini adalah Definisi Sistem yang paling banyak digunakan dan diterima karena Definisi Sistem berdasarkan Komponen ini adalah Definisi Sistem yang luas, sehingga lebih mudah dimengerti dan diaplikasikan.
Beberapa pengertian system informasi menurut Wikipedia Indonesia, 2010 :
• Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data.
• Sistem Informasi adalah sekumpulan hardware, software, brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.
• Sistem informasi adalah sekumpulan komponen pembentuk sistem yang mempunyai keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang bertujuan menghasilkan suatu informasi dalam suatu bidang tertentu. Dalam sistem informasi diperlukannya klasifikasi alur informasi, hal ini disebabkan keanekaragaman kebutuhan akan suatu informasi oleh pengguna informasi. Kriteria dari sistem informasi antara lain, fleksibel, efektif dan efisien.
Menurut Kertahadi (dalam Fatta, 2007) sistem informasi adalah suatu alat untuk menyajikan informasi sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Tujuannya adalah untuk menyajikan informasi guna pengambilan keputusan pada perencanaan, pemrakarsaan, pengorganisasian, pengendalian kegiatan operasi suatu perusahaan yang menyajikan sinergi organisasi pada proses (Murdick & Ross, dalam Fatta 2007). Dengan demikian Sistem informasi berdasarkan konsep (input, processing, output - IPO) dapat dilihat dari gambar
Komponen system informasi :
Stair (1992) Sistem informasi berbasis computer terdiri dari komponen-komponen berikut :
• Perangkat keras
Untuk perangkat keras komponen untuk melengkapi data kegiatan memasukkan data, memproses data dan keluarkan data.
• Perangkat lunak,
Program dan intruksi yang diberikan ke computer.
• Database
Kumpulan data dan informasi yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga mudah diakses pengguna system informasi.
• Telekomunikasi
Yaitu kom. Yang menghubungkan antara pengguna system dengan system computer secara bersama-sama ke dalam suatu jaringan kerja yang efektif.
• Manusia
Personel dari system informasi, seperti manajer, analis, programmer dan operator.
Tugas ini dikutip dari beberapa sumber;
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi
http://www.kuliah-informatika.com/2009/08/definisipengertian-sistem-informasi.html
Fatta, Al Hanif. 2007. Analisis & perancangan system informasi. Yogyakarta: STMIK AMIKOM. Penerbit ANDI.
Rabu, 31 Maret 2010
Belum nemu judul
ckckckckckck adaada aja kelakuan anak muda zaman sekarang,waktu SD pada dapet pelajaran Agama gag ya kalo ternyata TAKDIR itu ditangan Tuhan YME,
jodoh, rezeki, umur semua itu udah ada yang ngatur (guru agama, dalam perkataan orang-orang zaman dulu 1800an sebelum masehi),
tapi kenapa ya anak-anak zaman sekarang itu kurang mengerti akan permasalahan ini???
dikit-dikit Update status di pesbuk yang isinya ngejelek2in orang lain...
Yang lebih parahnya lagi waktu itu ada yang belom jadian dipaksa buat ngaku,
waktu berusaha buat jelasin semuanya dibilang konfrensi pers..
Hidup tu orang berdua mendadak jadi kayak artis hollywood yang tiap hari kerjaannya dikuntitin sama paparazi profesional..
Tapi bedanya, yang nguntitin tu orang berdua bukan paparazi profesional, malah bisa dibilang mereka paparazi gadungan yang cuma pengen eksis di kerumunan gosiper kampus...
ahahaha, dramatis banget ya hidup mereka, saking gak ada bahan omongan sampe-sampe tu orang berdua digosipin juga....
"kutipan lagi dari orang zaman jadul, kalo sahabat bisa jadi musuh, dan musuh bisa jadi sahabat"
ini juga nih yang lagi trend...
Remaja sekarang gak beda sama anak kecil, yang belum mengerti bahwa perasaan itu gag bisa dipaksa dan juga gak bisa diduga datangnya kapan?
Rasa sayang itu bisa datang kapan aja, dan kita juga gak tau bakalan sayang sama siapa....
saat kita udah sayang dan ngerasa nyaman sama seseorang ya itu gak bisa disalahin juga, emangnya kita yang bisa kontrol kalo kita bisa suka dan sayang sama siapa???
Kalo w bisa kontrol itu perasaan, ya jelas aja w maunya lo gag pernah suka sama Cowok w... Biar masalahnya gak ribet n belibet kayak gini...
Yang jelas w gak akan berkorban ataupun ngalah buat lo...
Pengalaman w yang udah-udah ngalah itu gak enak karena temennya juga gak tepat.. hehehe
Balik lagi ke kutipan kalo sahabat bisa jadi musuh, dan musuh bisa jadi sahabat...
Lagi trend banget yang namanya musuhan sama sahabat sendiri gara-gara masalah cowok..
Biasanya sih, gara-gara gak kesampean..
Upss bukan bermaksud menyindir..
Tapi pepatah tahun 2010 mengatakan Cinta ditolak, fitnah bertindak...
Jadi ya gitu karna si sahabat ini merasa sakit hati kalo cowok yang dia suka malah suka sama sahabatnya, jadilah timbul omongan-omongan yang gak sedap, yang datangnya dari orang itu sendiri...
humpffffff!!!
Cape ya hidup kayak begitu...
pernah mikir gak sih kalo cinta itu tak terduga dan mengandung asas praduga tak bersalah,
karna orang yang terlibat pun gak pernah tau kapan rasa itu datang dan sama siapa...
Ada kutipan lagi (love is blind, nah udah mewakili tuh jawabannya)
dia gak perduli datangnya sama siapa, tapi yang jelas dia mencloknya juga milih-milih orang..
biasanya kalo yang ngerasa nyaman ya bakal jatuh cintrong juga deh.... mudah2an persepsi w gag salah ya...
Balik lagi ke orang ketiga tunggal, tapi bisa dibilang banyak kroni-kroninya...
kemaren2 waktu tu orang berdua belum jadian.. n mereka bilang ngerasa nyaman, lo protes
sekarang tu orang berdua menyatakan udah resmi lo protes lagi...
harus apa tu orang dimata lo????
lieur urang (kutipan dari orang Sunda) heee
kayaknya mereka salah aja di mata lo...
lo ini kenapa sih??
sirik, atau pengen eksis?
aduh plis deh zaman sekarang apa yang lo anggap gak mungkin itu bisa jadi mungkin,
jadi lo bangun dong jangan hidup di Zaman flinston (mudah-mudahan tulisannya gak salah)hehe
"Sebuah pengakuan dosa"
mugkin w salah karena memulai hubungan dengan cara yang kurang baik,
tapi apa kalian tau hubungan macam apa yang w bina dulu?
ngak kan??? jadi tolong jangan pernah ngomong apapun kalo lo emang gak tau apa2..
gak rugi kan buat lo untuk diem n nikmatin aja pemandangan indah di depan lo..
kenapa lo harus ikutan emosi?
karena ini gak ada sangkut pautnya sama lo...
(kutipan dari orang yang sedang esmosi)....Tanpa mengandung unsur Sara dan politik...
Big kiss buat alyapuyuyunkcwetianjanitwelviechaditadanu dan tentunya buat my guardian angel "Mr. D"
thanx bwt dukungan n kasih sayang kalian selama ini...
hiks hiks hiks jadi terharu
jodoh, rezeki, umur semua itu udah ada yang ngatur (guru agama, dalam perkataan orang-orang zaman dulu 1800an sebelum masehi),
tapi kenapa ya anak-anak zaman sekarang itu kurang mengerti akan permasalahan ini???
dikit-dikit Update status di pesbuk yang isinya ngejelek2in orang lain...
Yang lebih parahnya lagi waktu itu ada yang belom jadian dipaksa buat ngaku,
waktu berusaha buat jelasin semuanya dibilang konfrensi pers..
Hidup tu orang berdua mendadak jadi kayak artis hollywood yang tiap hari kerjaannya dikuntitin sama paparazi profesional..
Tapi bedanya, yang nguntitin tu orang berdua bukan paparazi profesional, malah bisa dibilang mereka paparazi gadungan yang cuma pengen eksis di kerumunan gosiper kampus...
ahahaha, dramatis banget ya hidup mereka, saking gak ada bahan omongan sampe-sampe tu orang berdua digosipin juga....
"kutipan lagi dari orang zaman jadul, kalo sahabat bisa jadi musuh, dan musuh bisa jadi sahabat"
ini juga nih yang lagi trend...
Remaja sekarang gak beda sama anak kecil, yang belum mengerti bahwa perasaan itu gag bisa dipaksa dan juga gak bisa diduga datangnya kapan?
Rasa sayang itu bisa datang kapan aja, dan kita juga gak tau bakalan sayang sama siapa....
saat kita udah sayang dan ngerasa nyaman sama seseorang ya itu gak bisa disalahin juga, emangnya kita yang bisa kontrol kalo kita bisa suka dan sayang sama siapa???
Kalo w bisa kontrol itu perasaan, ya jelas aja w maunya lo gag pernah suka sama Cowok w... Biar masalahnya gak ribet n belibet kayak gini...
Yang jelas w gak akan berkorban ataupun ngalah buat lo...
Pengalaman w yang udah-udah ngalah itu gak enak karena temennya juga gak tepat.. hehehe
Balik lagi ke kutipan kalo sahabat bisa jadi musuh, dan musuh bisa jadi sahabat...
Lagi trend banget yang namanya musuhan sama sahabat sendiri gara-gara masalah cowok..
Biasanya sih, gara-gara gak kesampean..
Upss bukan bermaksud menyindir..
Tapi pepatah tahun 2010 mengatakan Cinta ditolak, fitnah bertindak...
Jadi ya gitu karna si sahabat ini merasa sakit hati kalo cowok yang dia suka malah suka sama sahabatnya, jadilah timbul omongan-omongan yang gak sedap, yang datangnya dari orang itu sendiri...
humpffffff!!!
Cape ya hidup kayak begitu...
pernah mikir gak sih kalo cinta itu tak terduga dan mengandung asas praduga tak bersalah,
karna orang yang terlibat pun gak pernah tau kapan rasa itu datang dan sama siapa...
Ada kutipan lagi (love is blind, nah udah mewakili tuh jawabannya)
dia gak perduli datangnya sama siapa, tapi yang jelas dia mencloknya juga milih-milih orang..
biasanya kalo yang ngerasa nyaman ya bakal jatuh cintrong juga deh.... mudah2an persepsi w gag salah ya...
Balik lagi ke orang ketiga tunggal, tapi bisa dibilang banyak kroni-kroninya...
kemaren2 waktu tu orang berdua belum jadian.. n mereka bilang ngerasa nyaman, lo protes
sekarang tu orang berdua menyatakan udah resmi lo protes lagi...
harus apa tu orang dimata lo????
lieur urang (kutipan dari orang Sunda) heee
kayaknya mereka salah aja di mata lo...
lo ini kenapa sih??
sirik, atau pengen eksis?
aduh plis deh zaman sekarang apa yang lo anggap gak mungkin itu bisa jadi mungkin,
jadi lo bangun dong jangan hidup di Zaman flinston (mudah-mudahan tulisannya gak salah)hehe
"Sebuah pengakuan dosa"
mugkin w salah karena memulai hubungan dengan cara yang kurang baik,
tapi apa kalian tau hubungan macam apa yang w bina dulu?
ngak kan??? jadi tolong jangan pernah ngomong apapun kalo lo emang gak tau apa2..
gak rugi kan buat lo untuk diem n nikmatin aja pemandangan indah di depan lo..
kenapa lo harus ikutan emosi?
karena ini gak ada sangkut pautnya sama lo...
(kutipan dari orang yang sedang esmosi)....Tanpa mengandung unsur Sara dan politik...
Big kiss buat alyapuyuyunkcwetianjanitwelviechaditadanu dan tentunya buat my guardian angel "Mr. D"
thanx bwt dukungan n kasih sayang kalian selama ini...
hiks hiks hiks jadi terharu
Rabu, 24 Maret 2010
verbal abuse dalam hubungan pacaran
Sedini mungkin deteksi ”bibit-bibit” domestic violence dalam hubungan pacaran.
Waspada: ”bibit” kekerasan :
1. Kata-kata kasar,
Termasuk berteriak, dan membentak merupakan bentuk kekerasan verbal yang nggak bisa dianggap remeh.
2. Berbicara vulgar.
Pacar yang sering berbicara vulgar artinya dia nggak menghargai kita.
3. Menghina.
Misalnya, mengolok-olok fisik kita atau menyebut kita cewek atau cowok gampangan. Walaupun dilakukan dengan maksud bercanda, kalau taruhannya adalah harga diri tetap nggak ada dispensasi.
4. Paksaan.
Ingat, walaupun berbentuk ”paksaan halus” yang penuh bujuk rayu, pacar tetap nggak boleh memaksakan kehendaknya kepada kita.
5. Ancaman.
Nggak ada, tuh yang namanya ”sekadar mengancam”, karena ancaman sendiri adalah salah satu bentuk kekerasan.
Cara Menghadapinya :
Cek dan ricek sebelum memutuskan jadian sama seorang cowok atau mungkin cewek. Kita harus tahu apakah dia punya ”sejarah” tindak kekerasan, atau emosi yang labil.
Hargai diri sendiri. Ingat, nggak ada orang yang berhak untuk menyakiti fisik dan mental kita.
Say no untuk segala macam bentuk kekerasan.
Ingatkan dengan tegas. Saat pacar membentak, menghina, atau melakukan ”bibit” kekerasan lainnya, kita harus segera speak up, dan jangan sekalipun memaklumi ataupun membiarkan tindakannya.
Dekat dengan teman. Meskipun punya pacar, kita tetap harus menjaga hubungan dengan sobat. Sahabat terdekat akan membantu melindungi kita dari gelagat nggak baik orang lain, termasuk pacar.
http://www.wonosari.com/coerhat-f33/kekerasan-dalam-hubungan-berpacaran-t4676.htm
Waspada: ”bibit” kekerasan :
1. Kata-kata kasar,
Termasuk berteriak, dan membentak merupakan bentuk kekerasan verbal yang nggak bisa dianggap remeh.
2. Berbicara vulgar.
Pacar yang sering berbicara vulgar artinya dia nggak menghargai kita.
3. Menghina.
Misalnya, mengolok-olok fisik kita atau menyebut kita cewek atau cowok gampangan. Walaupun dilakukan dengan maksud bercanda, kalau taruhannya adalah harga diri tetap nggak ada dispensasi.
4. Paksaan.
Ingat, walaupun berbentuk ”paksaan halus” yang penuh bujuk rayu, pacar tetap nggak boleh memaksakan kehendaknya kepada kita.
5. Ancaman.
Nggak ada, tuh yang namanya ”sekadar mengancam”, karena ancaman sendiri adalah salah satu bentuk kekerasan.
Cara Menghadapinya :
Cek dan ricek sebelum memutuskan jadian sama seorang cowok atau mungkin cewek. Kita harus tahu apakah dia punya ”sejarah” tindak kekerasan, atau emosi yang labil.
Hargai diri sendiri. Ingat, nggak ada orang yang berhak untuk menyakiti fisik dan mental kita.
Say no untuk segala macam bentuk kekerasan.
Ingatkan dengan tegas. Saat pacar membentak, menghina, atau melakukan ”bibit” kekerasan lainnya, kita harus segera speak up, dan jangan sekalipun memaklumi ataupun membiarkan tindakannya.
Dekat dengan teman. Meskipun punya pacar, kita tetap harus menjaga hubungan dengan sobat. Sahabat terdekat akan membantu melindungi kita dari gelagat nggak baik orang lain, termasuk pacar.
http://www.wonosari.com/coerhat-f33/kekerasan-dalam-hubungan-berpacaran-t4676.htm
ADHD
ADHD, apa itu?
Senin, 19 Mei 2008
“Anak itu hampir tidak pernah bisa tenang, aktif sekali, seperti tidak pernah merasakan lelah, kenapa ya?” Kata seorang Ibu yang sedang menunggu putranya yang bersekolah di sebuah Taman Kanak-kanak. “Aku juga kurang tahu, aku pernah menyapanya, tapi dia mengabaikanku.” Ibu yang lain menimpali. Ada apa dengan anak itu? Seringkali kita akan menduga bahwa anak tersebut mengalami autis, istilah yang sekarang sudah awam didengar, atau mungkin hiperaktif, ini bahkan lebih awam lagi. Kekurangtepatan untuk menamai perilaku anak itu akan berdampak kekurangtepatan pula dalam penanganannya.
ADHD, istilah yang mungkin untuk sebagian kalangan masih awam. ADHD berawal dari hasil penelitian Prof. George F. Still, seorang dokter Inggris pada tahun 1902. Penelitian terhadap sekelompok anak yang menunjukkan suatu ketidakmampuan abnormal untuk memusatkan perhatian yang disertai dengan rasa gelisah dan resah. Anak-anak itu mengalami kekurangan yang serius ‘dalam hal kemauan’ yang berasal dari bawaan biologis. Gangguan tersebut diakibatkan oleh sesuatu ‘di dalam’ diri si anak dan bukan karena faktor-faktor lingkungan.
ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder, di Indonesia diartikan sebagai gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif. Sederhananya dijelaskan bahwa ADHD adalah suatu kondisi di mana seseorang memiliki masalah perhatian dan pemusatan terhadap kegiatan. Berawal dari masa kanak-kanak dan dapat berlanjut ke masa dewasa. Tanpa perawatan, ADHD dapat menyebabkan permasalahan serius di rumah, sekolah, pekerjaan, dan interaksi sosial di masyarakat.
Lebih mudahnya kita dapat melihat ciri-ciri yang mengkhaskan dari ADHD, antara lain:
1. Selalu bergerak, dan gerakan-gerakannya tidak beraturan, tidak terkontol serta tanpa sebab yang jelas.
2. Sering lupa terhadap segala hal, disebabkan kekurangmampuan untuk berkonsentrasi sehingga hal tersebut kurang pula diperhatikannya.
3. Sering bingung tanpa sebab yang kuat.
4. Kelabilan emosi, cenderung gelisah, resah, dan tidak tenang.
5. Kecenderungan mengganggu orang lain.
Ciri-ciri tersebut tidak dapat mewakili diagnosa untuk menentukan bahwa seorang anak mengalami ADHD atau tidak. Penentuan diagnosa, harus dipastikan melalui pemeriksaan yang dilakukan oleh psikolog/profesional di bidangnya.
Ada beberapa faktor yang memungkinkan dapat terjadinya ADHD dialami oleh seorang anak, adalah sebagai berikut:
1. Genetika atau keturunan. ADHD mungkin dapat terjadi apabila ada salah satu dari orang tua atau leluhurnya yang mengalami ADHD.
2. Riwayat hidup kesehatan Ibu sebelum kehamilan dan sewaktu kehamilan serta saat melahirkan.
3. Penyakit yang pernah diderita Ibu berpengaruh pada kesehatan Ibu dan janinnya.
4. Konsumsi makanan dan minuman, gizi serta jaminan kesehatannya bagi Ibu hamil.
5. Pemakaian obat-obatan bagi Ibu hamil.
6. Pengaruh psikis dari Ibu hamil, stres, konflik rumah tangga, tekanan sosial dan ekonomi.
Bagi para orang tua, guru, dan pemerhati ADHD, kami ingin berbagi tips dengan anda, semoga dengan tips yang singkat ini kita dapat meningkatkan kemampuan dalam menangani ADHD, adapun tipsnya antara lain:
1. Menjaga kesehatan diri, hal ini sangat penting karena anda membutuhkan energi yang cukup untuk menangani anak ADHD.
2. Banyaklah belajar tentang ADHD, karena anda akan lebih mampu untuk membantu anak ADHD jika telah memahaminya.
3. Belajarlah ketrampilan tentang perilaku anak-anak. Mereka memerlukan bantuan bagaimana caranya berkomunikasi dengan orang lain secara normal.
4. Bantulah anak ADHD agar mampu menjaga diri mereka sendiri.
5. Bantulah anak ADHD supaya dapat bersekolah dengan baik. Hal ini karena ADHD menghambat kemampuan anak untuk bisa berhasil dalam sekolahnya. Dampingi mereka agar akademis, sosial, dan psikisnya tetap terkontrol.
6. Berikan dan bantu anak ADHD untuk melakukan tugas di rumah. Dibanding dengan anak-anak yang lain, mereka mengalami kesulitan berkomunikasi. Seringnya menghiraukan instruksi menyebabkan kekacauan dalam melakukan tugasnya sehingga menyebabkan ketidakselesaian tugas tersebut.
7. Sangat diperlukan, kepekaan, kesabaran, keikhlasan, ketekunan, dan ide kreatif agar dapat membantu anak ADHD dalam belajar, berketrampilan, dan memenuhi tugas di rumah dan sekolah.
8. Aktifkan diri anda. Banyak media yang tersedia, seperti: majalah, koran, CD interaktif, perpustakaan, internet, dan sebagainya.
Perilaku ADHD dapat di-minimaze, tentunya hal ini memerlukan dukungan yang solid dari lingkungannya. Akan sangat baik sekali apabila seorang anak mendapatkan konsumsi ASI (Air Susu Ibu) yang mencukupi. Hal ini akan membangun daya tahan tubuh/imun bagi anak, sehingga diharapkan anak yang mengalami ADHD memiliki kesehatan tubuh yang lebih baik dan mampu beraktivitas dengan lebih normal.
Bagi anda yang akan atau baru memasuki dunia ADHD, bergabunglah ke dalam organisasi pemerhati anak di wilayah anda. Salurkan semangat anda ke wadah yang tepat. Banyak manfaat yang bisa anda dapatkan. Selamat berjuang!!.
Dikutip dari : Arief Bharata Al Huda
Mahasiswa Program Magister Manajemen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa)
http://dosenku-kus.blogspot.com/2008/05/adhd-apa-itu.html
Senin, 19 Mei 2008
“Anak itu hampir tidak pernah bisa tenang, aktif sekali, seperti tidak pernah merasakan lelah, kenapa ya?” Kata seorang Ibu yang sedang menunggu putranya yang bersekolah di sebuah Taman Kanak-kanak. “Aku juga kurang tahu, aku pernah menyapanya, tapi dia mengabaikanku.” Ibu yang lain menimpali. Ada apa dengan anak itu? Seringkali kita akan menduga bahwa anak tersebut mengalami autis, istilah yang sekarang sudah awam didengar, atau mungkin hiperaktif, ini bahkan lebih awam lagi. Kekurangtepatan untuk menamai perilaku anak itu akan berdampak kekurangtepatan pula dalam penanganannya.
ADHD, istilah yang mungkin untuk sebagian kalangan masih awam. ADHD berawal dari hasil penelitian Prof. George F. Still, seorang dokter Inggris pada tahun 1902. Penelitian terhadap sekelompok anak yang menunjukkan suatu ketidakmampuan abnormal untuk memusatkan perhatian yang disertai dengan rasa gelisah dan resah. Anak-anak itu mengalami kekurangan yang serius ‘dalam hal kemauan’ yang berasal dari bawaan biologis. Gangguan tersebut diakibatkan oleh sesuatu ‘di dalam’ diri si anak dan bukan karena faktor-faktor lingkungan.
ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder, di Indonesia diartikan sebagai gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif. Sederhananya dijelaskan bahwa ADHD adalah suatu kondisi di mana seseorang memiliki masalah perhatian dan pemusatan terhadap kegiatan. Berawal dari masa kanak-kanak dan dapat berlanjut ke masa dewasa. Tanpa perawatan, ADHD dapat menyebabkan permasalahan serius di rumah, sekolah, pekerjaan, dan interaksi sosial di masyarakat.
Lebih mudahnya kita dapat melihat ciri-ciri yang mengkhaskan dari ADHD, antara lain:
1. Selalu bergerak, dan gerakan-gerakannya tidak beraturan, tidak terkontol serta tanpa sebab yang jelas.
2. Sering lupa terhadap segala hal, disebabkan kekurangmampuan untuk berkonsentrasi sehingga hal tersebut kurang pula diperhatikannya.
3. Sering bingung tanpa sebab yang kuat.
4. Kelabilan emosi, cenderung gelisah, resah, dan tidak tenang.
5. Kecenderungan mengganggu orang lain.
Ciri-ciri tersebut tidak dapat mewakili diagnosa untuk menentukan bahwa seorang anak mengalami ADHD atau tidak. Penentuan diagnosa, harus dipastikan melalui pemeriksaan yang dilakukan oleh psikolog/profesional di bidangnya.
Ada beberapa faktor yang memungkinkan dapat terjadinya ADHD dialami oleh seorang anak, adalah sebagai berikut:
1. Genetika atau keturunan. ADHD mungkin dapat terjadi apabila ada salah satu dari orang tua atau leluhurnya yang mengalami ADHD.
2. Riwayat hidup kesehatan Ibu sebelum kehamilan dan sewaktu kehamilan serta saat melahirkan.
3. Penyakit yang pernah diderita Ibu berpengaruh pada kesehatan Ibu dan janinnya.
4. Konsumsi makanan dan minuman, gizi serta jaminan kesehatannya bagi Ibu hamil.
5. Pemakaian obat-obatan bagi Ibu hamil.
6. Pengaruh psikis dari Ibu hamil, stres, konflik rumah tangga, tekanan sosial dan ekonomi.
Bagi para orang tua, guru, dan pemerhati ADHD, kami ingin berbagi tips dengan anda, semoga dengan tips yang singkat ini kita dapat meningkatkan kemampuan dalam menangani ADHD, adapun tipsnya antara lain:
1. Menjaga kesehatan diri, hal ini sangat penting karena anda membutuhkan energi yang cukup untuk menangani anak ADHD.
2. Banyaklah belajar tentang ADHD, karena anda akan lebih mampu untuk membantu anak ADHD jika telah memahaminya.
3. Belajarlah ketrampilan tentang perilaku anak-anak. Mereka memerlukan bantuan bagaimana caranya berkomunikasi dengan orang lain secara normal.
4. Bantulah anak ADHD agar mampu menjaga diri mereka sendiri.
5. Bantulah anak ADHD supaya dapat bersekolah dengan baik. Hal ini karena ADHD menghambat kemampuan anak untuk bisa berhasil dalam sekolahnya. Dampingi mereka agar akademis, sosial, dan psikisnya tetap terkontrol.
6. Berikan dan bantu anak ADHD untuk melakukan tugas di rumah. Dibanding dengan anak-anak yang lain, mereka mengalami kesulitan berkomunikasi. Seringnya menghiraukan instruksi menyebabkan kekacauan dalam melakukan tugasnya sehingga menyebabkan ketidakselesaian tugas tersebut.
7. Sangat diperlukan, kepekaan, kesabaran, keikhlasan, ketekunan, dan ide kreatif agar dapat membantu anak ADHD dalam belajar, berketrampilan, dan memenuhi tugas di rumah dan sekolah.
8. Aktifkan diri anda. Banyak media yang tersedia, seperti: majalah, koran, CD interaktif, perpustakaan, internet, dan sebagainya.
Perilaku ADHD dapat di-minimaze, tentunya hal ini memerlukan dukungan yang solid dari lingkungannya. Akan sangat baik sekali apabila seorang anak mendapatkan konsumsi ASI (Air Susu Ibu) yang mencukupi. Hal ini akan membangun daya tahan tubuh/imun bagi anak, sehingga diharapkan anak yang mengalami ADHD memiliki kesehatan tubuh yang lebih baik dan mampu beraktivitas dengan lebih normal.
Bagi anda yang akan atau baru memasuki dunia ADHD, bergabunglah ke dalam organisasi pemerhati anak di wilayah anda. Salurkan semangat anda ke wadah yang tepat. Banyak manfaat yang bisa anda dapatkan. Selamat berjuang!!.
Dikutip dari : Arief Bharata Al Huda
Mahasiswa Program Magister Manajemen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa)
http://dosenku-kus.blogspot.com/2008/05/adhd-apa-itu.html
Skizofrenia
Skizofrenia
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Skizofrenia merupakan penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
Skizofrenia bisa mengenai siapa saja. Data American Psychiatric Association (APA) tahun 1995 menyebutkan 1% populasi penduduk dunia menderita skizofrenia.
75% Penderita skizofrenia mulai mengidapnya pada usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda memang berisiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stresor. Kondisi penderita sering terlambat disadari keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari tahap penyesuaian diri.
Pengenalan dan intervensi dini berupa obat dan psikososial sangat penting karena semakin lama ia tidak diobati, kemungkinan kambuh semakin sering dan resistensi terhadap upaya terapi semakin kuat. Seseorang yang mengalami gejala skizofrenia sebaiknya segera dibawa ke psikiater dan psikolog.
Indikator premorbid (pra-sakit) pre-skizofrenia antara lain ketidakmampuan seseorang mengekspresikan emosi: wajah dingin, jarang tersenyum, acuh tak acuh. Penyimpangan komunikasi: pasien sulit melakukan pembicaraan terarah, kadang menyimpang (tanjential) atau berputar-putar (sirkumstantial). Gangguan atensi: penderita tidak mampu memfokuskan, mempertahankan, atau memindahkan atensi. Gangguan perilaku: menjadi pemalu, tertutup, menarik diri secara sosial, tidak bisa menikmati rasa senang, menantang tanpa alasan jelas, mengganggu dan tak disiplin.
Gejala-gejala skizofrenia pada umumnya bisa dibagi menjadi dua kelas:
1. Gejala-gejalaPositif
Termasuk halusinasi, delusi, gangguan pemikiran (kognitif). Gejala-gejala ini disebut positif karena merupakan manifestasi jelas yang dapat diamati oleh orang lain.
2. Gejala-gejala Negatif
Gejala-gejala yang dimaksud disebut negatif karena merupakan kehilangan dari ciri khas atau fungsi normal seseorang. Termasuk kurang atau tidak mampu menampakkan/mengekspresikan emosi pada wajah dan perilaku, kurangnya dorongan untuk beraktivitas, tidak dapat menikmati kegiatan-kegiatan yang disenangi dan kurangnya kemampuan bicara (alogia).
Meski bayi dan anak-anak kecil dapat menderita skizofrenia atau penyakit psikotik yang lainnya, keberadaan skizofrenia pada grup ini sangat sulit dibedakan dengan gangguan kejiwaan seperti autisme, sindrom Asperger atau ADHD atau gangguan perilaku dan gangguan stres post-traumatik. Oleh sebab itu diagnosa penyakit psikotik atau skizofrenia pada anak-anak kecil harus dilakukan dengan sangat berhati-hati oleh psikiater atau psikolog yang bersangkutan.
Pada remaja perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit yang merupakan faktor predisposisi skizofrenia, yaitu gangguan kepribadian paranoid atau kecurigaan berlebihan, menganggap semua orang sebagai musuh. Gangguan kepribadian skizoid yaitu emosi dingin, kurang mampu bersikap hangat dan ramah pada orang lain serta selalu menyendiri. Pada gangguan skizotipal orang memiliki perilaku atau tampilan diri aneh dan ganjil, afek sempit, percaya hal-hal aneh, pikiran magis yang berpengaruh pada perilakunya, persepsi pancaindra yang tidak biasa, pikiran obsesif tak terkendali, pikiran yang samar-samar, penuh kiasan, sangat rinci dan ruwet atau stereotipik yang termanifestasi dalam pembicaraan yang aneh dan inkoheren.
Tidak semua orang yang memiliki indikator premorbid pasti berkembang menjadi skizofrenia. Banyak faktor lain yang berperan untuk munculnya gejala skizofrenia, misalnya stresor lingkungan dan faktor genetik. Sebaliknya, mereka yang normal bisa saja menderita skizofrenia jika stresor psikososial terlalu berat sehingga tak mampu mengatasi. Beberapa jenis obat-obatan terlarang seperti ganja, halusinogen atau amfetamin (ekstasi) juga dapat menimbulkan gejala-gejala psikosis.
Penderita skizofrenia memerlukan perhatian dan empati, namun keluarga perlu menghindari reaksi yang berlebihan seperti sikap terlalu mengkritik, terlalu memanjakan dan terlalu mengontrol yang justru bisa menyulitkan penyembuhan. Perawatan terpenting dalam menyembuhkan penderita skizofrenia adalah perawatan obat-obatan antipsikotik yang dikombinasikan dengan perawatan terapi psikologis.
Kesabaran dan perhatian yang tepat sangat diperlukan oleh penderita skizofrenia. Keluarga perlu mendukung serta memotivasi penderita untuk sembuh. Kisah John Nash, doktor ilmu matematika dan pemenang hadiah Nobel 1994 yang mengilhami film A Beautiful Mind, membuktikan bahwa penderita skizofrenia bisa sembuh dan tetap berprestasi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Skizofrenia
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Skizofrenia merupakan penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia dalam otak. Ia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra).
Skizofrenia bisa mengenai siapa saja. Data American Psychiatric Association (APA) tahun 1995 menyebutkan 1% populasi penduduk dunia menderita skizofrenia.
75% Penderita skizofrenia mulai mengidapnya pada usia 16-25 tahun. Usia remaja dan dewasa muda memang berisiko tinggi karena tahap kehidupan ini penuh stresor. Kondisi penderita sering terlambat disadari keluarga dan lingkungannya karena dianggap sebagai bagian dari tahap penyesuaian diri.
Pengenalan dan intervensi dini berupa obat dan psikososial sangat penting karena semakin lama ia tidak diobati, kemungkinan kambuh semakin sering dan resistensi terhadap upaya terapi semakin kuat. Seseorang yang mengalami gejala skizofrenia sebaiknya segera dibawa ke psikiater dan psikolog.
Indikator premorbid (pra-sakit) pre-skizofrenia antara lain ketidakmampuan seseorang mengekspresikan emosi: wajah dingin, jarang tersenyum, acuh tak acuh. Penyimpangan komunikasi: pasien sulit melakukan pembicaraan terarah, kadang menyimpang (tanjential) atau berputar-putar (sirkumstantial). Gangguan atensi: penderita tidak mampu memfokuskan, mempertahankan, atau memindahkan atensi. Gangguan perilaku: menjadi pemalu, tertutup, menarik diri secara sosial, tidak bisa menikmati rasa senang, menantang tanpa alasan jelas, mengganggu dan tak disiplin.
Gejala-gejala skizofrenia pada umumnya bisa dibagi menjadi dua kelas:
1. Gejala-gejalaPositif
Termasuk halusinasi, delusi, gangguan pemikiran (kognitif). Gejala-gejala ini disebut positif karena merupakan manifestasi jelas yang dapat diamati oleh orang lain.
2. Gejala-gejala Negatif
Gejala-gejala yang dimaksud disebut negatif karena merupakan kehilangan dari ciri khas atau fungsi normal seseorang. Termasuk kurang atau tidak mampu menampakkan/mengekspresikan emosi pada wajah dan perilaku, kurangnya dorongan untuk beraktivitas, tidak dapat menikmati kegiatan-kegiatan yang disenangi dan kurangnya kemampuan bicara (alogia).
Meski bayi dan anak-anak kecil dapat menderita skizofrenia atau penyakit psikotik yang lainnya, keberadaan skizofrenia pada grup ini sangat sulit dibedakan dengan gangguan kejiwaan seperti autisme, sindrom Asperger atau ADHD atau gangguan perilaku dan gangguan stres post-traumatik. Oleh sebab itu diagnosa penyakit psikotik atau skizofrenia pada anak-anak kecil harus dilakukan dengan sangat berhati-hati oleh psikiater atau psikolog yang bersangkutan.
Pada remaja perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit yang merupakan faktor predisposisi skizofrenia, yaitu gangguan kepribadian paranoid atau kecurigaan berlebihan, menganggap semua orang sebagai musuh. Gangguan kepribadian skizoid yaitu emosi dingin, kurang mampu bersikap hangat dan ramah pada orang lain serta selalu menyendiri. Pada gangguan skizotipal orang memiliki perilaku atau tampilan diri aneh dan ganjil, afek sempit, percaya hal-hal aneh, pikiran magis yang berpengaruh pada perilakunya, persepsi pancaindra yang tidak biasa, pikiran obsesif tak terkendali, pikiran yang samar-samar, penuh kiasan, sangat rinci dan ruwet atau stereotipik yang termanifestasi dalam pembicaraan yang aneh dan inkoheren.
Tidak semua orang yang memiliki indikator premorbid pasti berkembang menjadi skizofrenia. Banyak faktor lain yang berperan untuk munculnya gejala skizofrenia, misalnya stresor lingkungan dan faktor genetik. Sebaliknya, mereka yang normal bisa saja menderita skizofrenia jika stresor psikososial terlalu berat sehingga tak mampu mengatasi. Beberapa jenis obat-obatan terlarang seperti ganja, halusinogen atau amfetamin (ekstasi) juga dapat menimbulkan gejala-gejala psikosis.
Penderita skizofrenia memerlukan perhatian dan empati, namun keluarga perlu menghindari reaksi yang berlebihan seperti sikap terlalu mengkritik, terlalu memanjakan dan terlalu mengontrol yang justru bisa menyulitkan penyembuhan. Perawatan terpenting dalam menyembuhkan penderita skizofrenia adalah perawatan obat-obatan antipsikotik yang dikombinasikan dengan perawatan terapi psikologis.
Kesabaran dan perhatian yang tepat sangat diperlukan oleh penderita skizofrenia. Keluarga perlu mendukung serta memotivasi penderita untuk sembuh. Kisah John Nash, doktor ilmu matematika dan pemenang hadiah Nobel 1994 yang mengilhami film A Beautiful Mind, membuktikan bahwa penderita skizofrenia bisa sembuh dan tetap berprestasi.
http://id.wikipedia.org/wiki/Skizofrenia
Teori Labelling PI
LABELLING
Dewasa ini perkembangan pemberian label yang dikemukakan masyarakat semakin meningkat. Biasanya label yang dikemukakan masyarakat adalah label yang negatif dan sasarannya adalah individu yang dianggap menyimpang. Individu yang rentan terhadap label adalah remaja, dimana pada masa remaja adalah masa pencarian identitas dan pada masa ini remaja harus bisa melewati krisisnya agar tidak terjadi kebingungan identitas. Salah satu penyebab kebingungan identitas remaja adalah labeling.
Menurut Lemert (dalam Sunarto, 2004) Teori Labeling adalah penyimpangan yang disebabkan oleh pemberian cap/ label dari masyarakat kepada seseorang yang kemudian cenderung akan melanjutkan penyimpangan tersebut.
Lahirnya teori labeling, diinspirasi oleh perspektif interaksionisme simbolik dan telah berkembang sedemikian rupa dengan riset-riset dan pengujiannya dalam berbagai bidang seperti, kriminolog, kesehatan mental, kesehatan dan pendidikan. Teori labelling dipelopori oleh Lemert dan Interaksionisme simbolik dari Herbert Mead (dalam Sunarto, 2004). Kemudian dikembangkan oleh Howard Becker pada tahun 1963. Labelling bisa juga disebut sebagai penjulukan/ pemberian cap. Awalnya, menurut Teori Struktural devian atau penyimpangan dipahami sebagai perilaku yang ada dan merupakan karakter yang berlawanan dengan norma-norma sosial. Devian adalah bentuk dari perilaku.
Labeling adalah sebuah definisi yang ketika diberikan pada seseorang akan menjadi identitas diri orang tersebut, dan menjelaskan orang dengan tipe bagaimanakah dia. Dengan memberikan label pada diri seseorang, kita cenderung melihat dia secara keseluruhan kepribadiannya, dan bukan pada perilakunya satu per satu.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Martina Rini S. Tasmin, SPsi. Dalam teori labelling ada satu pemikiran dasar, dimana pemikiran tersebut menyatakan “seseorang yang diberi label sebagai seseorang yang devian dan diperlakukan seperti orang yang devian akan menjadi devian”. Penerapan dari pemikiran ini akan kurang lebih seperti berikut “anak yang diberi label bandel, dan diperlakukan seperti anak bandel, akan menjadi bandel”. Atau penerapan lain “anak yang diberi label bodoh, dan diperlakukan seperti anak bodoh, akan menjadi bodoh”. Bisa juga seperti ini “Anak yang diberi label pintar, dan diperlakukan seperti anak pintar, akan menjadi pintar”. Hal ini berkaitan dengan pemikiran dasar teori labelling yang biasa terjadi, ketika kita sudah melabel seseorang, kita cenderung memperlakukan seseorang sesuai dengan label yang kita berikan, sehingga orang tersebut cenderung mengikuti label yang telah ditetapkan kepadanya.
Menurut Biddulph, (2007) banyak ahli yang setuju, bahwa bagaimana seseorang memandang dan merasakan dirinya sendiri akan menjadi dasar orang tersebut beradaptasi sepanjang hidupnya. Anak yang memandang dirinya baik akan mendekati orang lain dengan rasa percaya dan memandang dunia sebagai tempat yang aman, dan kebutuhan-kebutuhannya akan terpenuhi. Sementara anak yang merasa dirinya tidak berharga, tidak dicintai akan cenderung memilih jalan yang mudah, tidak berani mengambil resiko dan tetap saja tidak berprestasi. Anak yang diberi label negatif dan mengiyakan label tersebut bagi dirinya, cenderung bertindak sesuai dengan label yang melekat padanya. Dengan ia bertindak sesuai labelnya, orang akan memperlakukan dia juga sesuai labelnya. Hal ini menjadi siklus melingkar yang berulang-ulang dan semakin saling menguatkan terus-menerus.
Bagi para remaja pengalaman mendapatkan label tertentu (terutama yang negatif) memicu pemikiran bahwa dirinya ditolak. Pemikiran bahwa dirinya ditolak dan kemudian dibarengi oleh sikap penolakan yang sesungguhnya, dapat menghancurkan kemampuan berinteraksi, mengurangi rasa harga diri, dan berpengaruh negatif terhadap kinerja seseorang dalam kehidupan sosial dan kehidupan kerjanya.
Bagi remaja sangat penting untuk merasa bahwa dirinya berharga dan dicintai. Perasaan ini ditemukan olehnya lewat respon orang-orang disekitarnya,. Kalau respon orang disekitarnya positif tentunya tidak perlu dicemaskan akibatnya. Tetapi, adakalanya orang disekitar si anak tersebut, tidak dapat menahan diri sehingga menunjukkan respon-respon negatif seputar anak tersebut. Walaupun sesungguhnya orang tersebut tidak bermaksud buruk dengan respon-responnya, namun tanpa disadari hal-hal yang dikatakan, sikap dan responnya, masuk dalam hati dan pikiran seorang anak dan berpengaruh dalam kehidupannya. Terutama dalam pembentukan identitas si anak tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Biddulph S. & B. Steve, (2007). Raising a Happy Child. Dog Kindersley.
Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi. (edisi revisi). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sunarto, K. (2007). Sosiologi suatu pendekatan membumi. (Jilid 1). Jakarta: Erlangga, PT. Gelora Aksara Pratama.
Tasmin, Martina. (2002). Label menyebabkan individu menjadi devian. http://www.e-psikologi.com/anak/160502.htm.
Tulisan ini adalah kutipan dari Penulisan Ilmiah yang disusun oleh
Qotrin Nida Rs
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
2006
Dewasa ini perkembangan pemberian label yang dikemukakan masyarakat semakin meningkat. Biasanya label yang dikemukakan masyarakat adalah label yang negatif dan sasarannya adalah individu yang dianggap menyimpang. Individu yang rentan terhadap label adalah remaja, dimana pada masa remaja adalah masa pencarian identitas dan pada masa ini remaja harus bisa melewati krisisnya agar tidak terjadi kebingungan identitas. Salah satu penyebab kebingungan identitas remaja adalah labeling.
Menurut Lemert (dalam Sunarto, 2004) Teori Labeling adalah penyimpangan yang disebabkan oleh pemberian cap/ label dari masyarakat kepada seseorang yang kemudian cenderung akan melanjutkan penyimpangan tersebut.
Lahirnya teori labeling, diinspirasi oleh perspektif interaksionisme simbolik dan telah berkembang sedemikian rupa dengan riset-riset dan pengujiannya dalam berbagai bidang seperti, kriminolog, kesehatan mental, kesehatan dan pendidikan. Teori labelling dipelopori oleh Lemert dan Interaksionisme simbolik dari Herbert Mead (dalam Sunarto, 2004). Kemudian dikembangkan oleh Howard Becker pada tahun 1963. Labelling bisa juga disebut sebagai penjulukan/ pemberian cap. Awalnya, menurut Teori Struktural devian atau penyimpangan dipahami sebagai perilaku yang ada dan merupakan karakter yang berlawanan dengan norma-norma sosial. Devian adalah bentuk dari perilaku.
Labeling adalah sebuah definisi yang ketika diberikan pada seseorang akan menjadi identitas diri orang tersebut, dan menjelaskan orang dengan tipe bagaimanakah dia. Dengan memberikan label pada diri seseorang, kita cenderung melihat dia secara keseluruhan kepribadiannya, dan bukan pada perilakunya satu per satu.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Martina Rini S. Tasmin, SPsi. Dalam teori labelling ada satu pemikiran dasar, dimana pemikiran tersebut menyatakan “seseorang yang diberi label sebagai seseorang yang devian dan diperlakukan seperti orang yang devian akan menjadi devian”. Penerapan dari pemikiran ini akan kurang lebih seperti berikut “anak yang diberi label bandel, dan diperlakukan seperti anak bandel, akan menjadi bandel”. Atau penerapan lain “anak yang diberi label bodoh, dan diperlakukan seperti anak bodoh, akan menjadi bodoh”. Bisa juga seperti ini “Anak yang diberi label pintar, dan diperlakukan seperti anak pintar, akan menjadi pintar”. Hal ini berkaitan dengan pemikiran dasar teori labelling yang biasa terjadi, ketika kita sudah melabel seseorang, kita cenderung memperlakukan seseorang sesuai dengan label yang kita berikan, sehingga orang tersebut cenderung mengikuti label yang telah ditetapkan kepadanya.
Menurut Biddulph, (2007) banyak ahli yang setuju, bahwa bagaimana seseorang memandang dan merasakan dirinya sendiri akan menjadi dasar orang tersebut beradaptasi sepanjang hidupnya. Anak yang memandang dirinya baik akan mendekati orang lain dengan rasa percaya dan memandang dunia sebagai tempat yang aman, dan kebutuhan-kebutuhannya akan terpenuhi. Sementara anak yang merasa dirinya tidak berharga, tidak dicintai akan cenderung memilih jalan yang mudah, tidak berani mengambil resiko dan tetap saja tidak berprestasi. Anak yang diberi label negatif dan mengiyakan label tersebut bagi dirinya, cenderung bertindak sesuai dengan label yang melekat padanya. Dengan ia bertindak sesuai labelnya, orang akan memperlakukan dia juga sesuai labelnya. Hal ini menjadi siklus melingkar yang berulang-ulang dan semakin saling menguatkan terus-menerus.
Bagi para remaja pengalaman mendapatkan label tertentu (terutama yang negatif) memicu pemikiran bahwa dirinya ditolak. Pemikiran bahwa dirinya ditolak dan kemudian dibarengi oleh sikap penolakan yang sesungguhnya, dapat menghancurkan kemampuan berinteraksi, mengurangi rasa harga diri, dan berpengaruh negatif terhadap kinerja seseorang dalam kehidupan sosial dan kehidupan kerjanya.
Bagi remaja sangat penting untuk merasa bahwa dirinya berharga dan dicintai. Perasaan ini ditemukan olehnya lewat respon orang-orang disekitarnya,. Kalau respon orang disekitarnya positif tentunya tidak perlu dicemaskan akibatnya. Tetapi, adakalanya orang disekitar si anak tersebut, tidak dapat menahan diri sehingga menunjukkan respon-respon negatif seputar anak tersebut. Walaupun sesungguhnya orang tersebut tidak bermaksud buruk dengan respon-responnya, namun tanpa disadari hal-hal yang dikatakan, sikap dan responnya, masuk dalam hati dan pikiran seorang anak dan berpengaruh dalam kehidupannya. Terutama dalam pembentukan identitas si anak tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Biddulph S. & B. Steve, (2007). Raising a Happy Child. Dog Kindersley.
Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi. (edisi revisi). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Sunarto, K. (2007). Sosiologi suatu pendekatan membumi. (Jilid 1). Jakarta: Erlangga, PT. Gelora Aksara Pratama.
Tasmin, Martina. (2002). Label menyebabkan individu menjadi devian. http://www.e-psikologi.com/anak/160502.htm.
Tulisan ini adalah kutipan dari Penulisan Ilmiah yang disusun oleh
Qotrin Nida Rs
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
2006
Langganan:
Postingan (Atom)